Dewasa ini penggunaan teknologi telah merambah ke kehidupan sehari-hari. Elektronik Toll atau e-toll adalah salah satu contohnya. Penggunaan e-toll ini mempermudah transaksi ketika berada di jalan toll, sehingga transaksi dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan uang cash. Karenanya tidak heran apabila e-toll kini menjadi alat transaksi favorit pengguna jalan tol. Ditambah lagi, cara membuat dan mengisi e-toll ini terbilang sangat mudah. Jika Anda belum memiliki e-toll, Anda hanya perlu membuatnya. Ada beberapa cara untuk membuat e-toll. Ketika saldo habis, Anda pun dapat mengisinya dengan cukup mudah. Cara Membuat e-toll e-toll kini sudah digunakan secara massal, oleh karenanya pembuatan alat pembayaran di jalan tol ini semakin banyak dan mudah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat e-toll.
Biasanya e-toll telah terintegrasi dengan ATM, sehingga Anda tidak perlu membawa banyak kartu.
Pembelian ini masih belum termasuk saldo e-toll. Jadi, Anda masih harus mengisi saldo dengan minimal nominal Rp. 10.000 dan maksimal 1.000.000.
Beberapa menjual kartu e-toll tanpa saldo, akan tetapi ada pula yang telah menyertakan saldo di dalam e-toll card yang dibuat. Cara Mengisi Saldo e-toll Masih membahas cara membuat dan mengisi e-toll, setelah mengetahui cara membuat e-toll, yang selanjutnya perlu Anda ketahui adalah cara mengisi saldonya. Sama seperti cara membuat e-toll, cara mengisi e-toll pun tergolong mudah. Berikut ini cara mengisi saldo e-toll.
Cara pengisian melaui ATM pun terbilang mudah. Setelah memasukan kartu ATM dan masuk ke menu, segera pilih menu isi ulang uang elektronik. Selanjutnya, masukan nominal uang yang ingin diisikan ke dalam e-toll card. Segera letakan kartu e-toll ke tempat scanning. Proses pengisian usai saat struk sudah keluar.
Setelah membayar ke kasir, Anda akan mendapat struk mengenai transaksi Anda. Saldo e-toll pun telah terisi. Itulah tadi cara membuat dan mengisi e-toll. Di tengah kemudahan teknologi kini, alangkah baiknya jika Anda memanfaatkannya dengan optimal. Dengan begitu, hidup terasa lebih mudah. Baca juga: Cara membersihkan mesin mobil dengan mudah
0 Comments
Pernahkah agan naik motor atau mobil? Pasti sudah kan ya. Namun tahukah agan, komponen apa sih yang digunakan untuk membakar bensin, sehingga komponen lain dalam motor atau mobil bekerja?
Bagi kalian pecinta dunia otomotif, pasti sudah tau benar jawabannya. Yaps, nama komponen paling utama tersebut adalah busi. Apa sih fungsi dari busi? dan apa saja komponennya? Yuk simak baik-baik penjelasannya yaa.
Komponen Busi & Fungsinya Secara garis besar busi memiliki komponen dan kontruksi seperti yang tampak pada gambar di bawah ini. 1. Terminal Terminal merupakan komponen dalam busi yang berfungsi sebagai penghubung antara busi dengan kabel busi. 2. Corrugation/ Ribs Corrugation/Ribs ini berfungsi sebagai penguat insulasi keramik dan mencegah terjadinya aliran listrik secara langsung dari terminal busi ke bodi busi. Istilah dalam dunia otomotif disebut sebagai Flash Over. 3. Keramik Insulator Adapun komponen ini berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran aliran listrik di dalam busi. Baca juga: Tips memilih ban mobil sebelum langsung beli 4. Keramik Resistor Keramik Resistor memiliki fungsi mencegah terjadinya interferensi (perpaduan) arus listrik akibat percikan api pada tegangan tinggi. 5. Copper Core Copper core merupakan inti tembaga yang berfungsi untuk menghantarkan arus dan tegangan listrik dalam jumlah besar. 6. Ignition Coil Ignition Coil atau Koil Pengapian pada busi berfungsi untuk meningkatkan atau merubah tengan tegangan rendah baterai (12 volt) menjadi teganga tinggi (10.000 volt/lebih) sehingga menghasilkan percikan api atau bunga api pada busi. Pada komponen ini juga biasanya lapisan iridium atau titanium ditambahkan. 7. Spark Gap Spark Gap merupakan istilah untuk ukuran celah busi, yang nantinya berpengaruh terhadap hasil percikan api pada busi. Setelah kita tahu apa saja komponen-komponen pada fungsi beserta fungsinya. Lanjut, Bagaimana sih cara kerja busi???? Hmm jadi penasaran. Yuk, lanjut.
Meskipun begitu, arus belum bisa mengalir karena bensin dan udara yang ada dalam celah spark gap merupakan isolator (bahan yang sulit untuk menghantarkan arus listrik). Namun, saat tegangan yang dihasilkan ignition coil sudah mencapai ribuan volt, maka beda tegangan yang dihasilkan antara elektroda bagian tengah dan samping juga akan semakin besar, akibatnya struktur gas diantara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik gas yang ada, gas-gas tersebut akan mengalami ionisasi yang tadinya bersifat isolator menjadi bersifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik). Akibatnya, arus listrik dapat mengalir. Dengan mengalirnya electron, suhu pada celah percikan busi akan naik drastis hingga 60.000 derajat Kelvin. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang telah terionisasi memuai dengan cepat seperti ledakan kecil atau percikan api. Percikan api itulah yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah terkompresi. Nah, itulah beberapa pengalaman saya mengenai cara memperbaiki dan menganalisa masalah pada busi mobil. Oh iya, buat kamu yang mau update berita soal otomotif, boleh baca tulisan-tulisan yang saya publish di tempat kerja (linknya ada di sini). |